Jamaah Haji

Jumat, 18 November 2011

| | | 0 komentar
Dua Jamaah Haji Meninggal


BREBES - Dua orang jamaah haji asal Kabupaten Brebes dikabarkan meninggal dunia di tanah suci selama pelaksanaan ibadah haji 1432 H. Sementara tiga jamaah haji lainnya saat ini tengah mejalani perawatan medis akibat sakit. Dua jamaah yang meninggal tersebut adalah Mohammad Duki (48) warga Kecamatan Tanjung dan Kasirudin (83) warga Dukuh Kalibuntu Desa Wanatirta, Kecamatan Paguyangan. Demikian informasi dari PPIH Kabupaten Brebes.

Kabag Humas dan Protokol Setda Brebes Drs Atmo Tan Sidik mengungkapkan, dari informasi PPHI Brebes, M Duki meninggal dunia akibat terkena stroke saat tengah menempuh perjalanan dari Mekah menuju Madinatul Munawarah seteleh menyelesaikan rangkaian prosesi ibadah haji, kemarin (19/11).

Sebelumnya, Duki sempat menjalani perawatan intensif di RS Hira Tamim Mekah selama 23 hari dan bahkan sudah dinyatakan pulih. "Sementara Kasirin telah meninggal dunia lebih dulu, sebelum pelaksanaan wukuf. Almarhum wafat akibat terserang sakit sepis jantung," katanya.

Lebih lanjut Atmo menyampaikan ucapan bela sungkawa dari Bupati Brebes H Agung Widyantoro SH MSi. "Bupati dan jajaran Pemkab Brebes turut bela sungkawa, semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT. Dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan," tutur dia.


Sementara itu, sejumlah kerabat Muhammad Duki mengaku mendapat firasat beberapa hari sebelum mendapat kabar meninggalnya almarhum. Muhammad Khudori (26) anak semata wayang almahrum mengaku sebelumnya bermimpi melihat wujud ayahnya dalam nuansa warna putih. "Tidak hanya saya, istri saya juga mimpi kalau ibu Hani (istri M Duki) sudah pulang ke rumah tapi hanya seorang diri," ujar Khudori. (smileardi)

Orang Tua dan Anak

| | | 0 komentar

Orang Tua Siswa Diminta Perhatikan Anak


BREBES - Bupati Brebes H Agung Widyantoro SH MSi meminta kepada orang tua siswa untuk memperhatikan anaknya selama berada di rumah. Hal tersebut dilakukan agar anak tidak terjebak dalam hal-hal yang mengganggu proses belajar siswa.

"Orang tua harus mendukung anaknya selama belajar, sehingga mereka bisa menggapai apa yang dicita-citakan," újar Agung saat memberikan bantuan beasiswa bagi anak PNS di Terminal Ketanggungan Rabu (19/11).


Selain itu, tambahnya, orang tua juga diminta untuk tidak menyalakan hiburan baik televisi maupun radio saat jam belajar. Sehingga hal itu tidak mengganggu siswa dalam melaksanakan belajar di rumah. Ia mengaku, saat ini Pemerintah telah memberikan berbagai bantuan bagi siswa. Bantuan tersebut seharusnya dimanfaatkan secara baik untuk pengembangan dan peningkatan pendidikan. "Üntuk itu saya berusaha untuk bisa menerapkan jam belajar bagi siswa selama di rumah," terangnya.

Ia menambahkan, dirinya menghendaki di Kabupaten Brebes bisa menjadi daerah pelajar yang didominasi pelajar yang berprestasi baik di tingkat provinsi maupun nasional. Untuk itu, bantuan yang telah diterima oleh siswa untuk tidak digunakan di luar kepentingan pendidikan. "Apabila bantuan tersebut digunakan oleh orang tua untuk kepentingan di luar pendidikan, maka siswa bisa melapor langsung ke saya,"ujarnya.(smileardi)

Hari Pahlawan

Kamis, 10 November 2011

| | | 0 komentar
(Oleh : ardismile)


MENGHAYATI ARTI PENTING
HARI PAHLAWAN

Hari Pahlawan 10 November. Sekarang ini, ketika bangsa kita sedang menghadapi angka pengangguran paling sedikitnya 38 juta (Tempo Interaktif 1 Nov), dan utang luarnegeri dan dalamnegeri begitu besar, apakah masih perlu kita repot-repot mengadakan peringatan Hari Pahlawan 10 November? Dan, juga, ketika hiruk-pikuk tentang terorisme sedang melanda seluruh negeri, apa pula gunanya memperingati Hari Pahlawan? Bukankah lebih baik kalau perhatian kita dicurahkan kepada pemberantasan korupsi, yang sudah jelas-jelas mendatangkan kerusakan parah di bidang moral, dan menyebabkan kerugian begitu besar kepada negara dan rakyat? Apakah peringatan Hari Pahlawan masih ada artinya, ketika persatuan dan kesatuan bangsa kita sedang dikoyak-koyak oleh berbagai sentimen negatif kesukuan dan dikotori pertentangan agama? Kiranya, masih banyak lagi pertanyaan lainnya yang bisa diajukan tentang pentingnya memperingati Hari Pahlawan ini.

Kepada mereka yang masih mempertanyakan arti penting peringatan Hari Pahlawan, kiranya perlu – dengan sabar, namun tegas - dijawab : Sangat perlu, karena amat penting!!! (tanda seru tiga kali). Justru karena situasi negara dan bangsa sudah begini bobrok dewasa ini, maka kita semua perlu mengangkat tinggi-tinggi jiwa agung dan revolusioner yang terkandung dalam Hari Pahlawan. Namun, supaya lebih jelas lagi, perlu pula ditegaskan bahwa Hari Pahlawan ini harus kita rayakan dengan cara-cara dan semangat yang baru, yang berbeda dengan yang selama ini dilakukan oleh Orde Baru (beserta para pendukungnya).


ORDE BARU MEMBUNUH API HARI PAHLAWAN

Dalam kaitan ini, mohon marilah sama-sama kita renungkan dalam-dalam yang berikut ini : apakah kultur politik dan kultur moral (dan pendidikan) Orde Baru betul-betul menghayati sungguh-sungguh dan menghormati Hari Pahlawan? Mengingat pengalaman selama puluhan tahun Orde Baru, kita patut meragukannya! Memang, Hari Pahlawan telah selalu dirayakan selama itu. Namun, tanpa apinya. Tanpa jiwa keagungannya. Selama puluhan tahun Orde Baru, Hari Pahlawan kebanyakan hanya diperingati dengan upacara-upacara yang bersifat ritual, yang kerdil jiwanya dan miskin pula isinya..

Tidak bisa lain! Sebab, pada hakekatnya, atau pada intinya, Hari Pahlawan adalah berjiwa revolusioner. Hari Pahlawan mengandung patriotisme dan nasionalisme yang tinggi. Hari Pahlawan adalah sarat dan dengan bobot semangat pengabdian kepada kepentingan rakyat. Hari Pahlawan mencerminkan kerelaan berkorban demi kepentingan nusa dan bangsa. Hati Pahlawan mengandung moral yang agung. Hari Pahlawan juga menyampaikan pesan besar yang terkandung dalam Sumpah Pemuda, Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila; Justru itu semualah yang tidak dimengerti oleh para pendiri (dan pendukung setia) Orde Baru. Bahkan, yang telah dirusak atau dikhianatinya!!! (sekali lagi, tanda seru tiga kali)

Supaya tidak jatuh dalam rumusan yang terdengar muluk-muluk dan generalisasi dangkal, maka perlulah kiranya kita semua berusaha menyimak kembali sejarah lahirnya Hari Pahlawan. Sejarah lahirnya Hari Pahlawan tidak bisa dipisahkan dari peran sejarah Bung Karno, dari kehebatan perjuangan revolusioner rakyat Indonesia di seluruh negeri dalam tahun 45, dan juga tidak bisa dipisahkan dari sejarah pertempuran Surabaya. Yang perlu dicatat juga adalah bahwa Hari Pahlawan ada kaitannya dengan usul Sumarsono kepada Bung Karno dalam tahun 1945 untuk menjadikan 10 November sebagai Hari Pahlawan. Sumarsono adalah; waktu itu, pimpinan tertinggi gerakan PRI (Pemuda Republik Indonesia) yang mempunyai peran penting (dan terutama) semasa pembrontakan rakyat Surabaya untuk merampas senajata Jepang dan kemudian bertempur secara besar-besaran dan heroik melawan pasukan-pasukan Inggris (dan Belanda).


HARI PAHLAWAN ADALAH BERJIWA REVOLUSIONER

Adalah penting dalam menghayati arti Hari Pahlawan, kita semua mencermati bahwa Bung Karno adalah satu di antara sejumlah tokoh-tokoh besar bangsa Indonesia yang paling menonjol (dan paling banyak!) dalam mengangkat arti para pahlawan dalam perjuangan pembebasan bangsa. Ini tercermin dalam banyak halaman buku beliau “Di bawah Bendera Revolusi”, dan juga dalam pidato-pidato beliau. Bung Karno menjadikan Hari Pahlawan sebagai sarana untuk mengingatkan . kepada seluruh bangsa (terutama angkatan muda) bahwa sudah banyak pejuang-pejuang telah gugur, atau mengorbankan harta-benda dan tenaga mereka, untuk mendirikan negara RI. Mereka rela berkorban, supaya kehidupan rakyat banyak bisa menjadi lebih baik dari pada yang sudah-sudah. Mereka berjuang dalam tahun-tahun 20-an, dan selama revolusi kemerdekaan 45, untuk menjadikan negara ini milik bersama, guna menciptakan masyarakat adil dan makmur.

Jadi, menghayati secara benar-benar Hari Pahlawan adalah berarti menghubungkannya dengan revolusi bangsa. Dan seperti yang sudah ditunjukkan oleh sejarah kita, revolusi bangsa Indonesia adalah pluralisme revolusioner. Dalam perjalanan jauh (long march) yang berliku-liku ini berbagai tokoh golongan masyarakat ( dari berbagai suku, keturunan, agama dan aliran politik) telah menyatukan diri dalam barisan panjang revolusioner kita.

Dengan latar-belakang pandangan sejarah yang demikian itu pulalah kiranya kita bisa mengerti mengapa Bung Karno menerima usul Sumarsono untuk menjadikan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. Sedangkan Sumarsono sendiri, yang menjadi pimpinan tertinggi PRI di Surabaya waktu itu, adalah seorang pemuda yang masa kecilnya mendapat pendidikan Kristen, dan setelah besar mempunyai hubungan erat dengan gerakan di bawah tanah PKI. melawan kolonialsime Belanda dan fasisme Jepang (lewat jaring-jaringan Mr; Amir Syarifuddin, pelukis Sudjoyono, tokoh PKI Widarta dan lain-lain)

Dari ketinggian pandangan revolusioner yang demikian itulah kita sepatutnya memandang arti penting Hari Pahlawan. Jadi, tidak cukup hanya dengan pengibaran bendera dan nyanyi--nyanyian atau pidato-pidato yang isinya kosong atau steril saja Upacara-upacara memang tetap perlu dikerjakan, namun yang lebih penting adalah memberi isi dan jiwa kepada hari keramat ini.

PARA PAHLAWAN MENANGIS DALAM MAKAM

Dewasa ini, memperingati Hari Pahlawan dengan semangat baru, cara baru, pandangan baru, adalah penting. Sebab, kita sama-sama menyaksikan bahwa selama Orde Baru, keagungan jiwa revolusioner Hari Pahlawan yang dicetuskan oleh Bung Karno telah dibikin mandul atau kerdil. Pastilah para pahlawan kita dari berbagai angkatan, berbagai suku, berbagai agama dan aliran politik, menangis sedih dalam makam mereka, melihat keadaan bangsa dan negara kita yang seperti sekarang ini. Bukanlah bangsa dan negara yang macam sekarang ini yang mereka cita-citakan ketika mereka bersedia mengorbankan diri dalam berbagai medan perjuangan, termasuk dalam pertempuran-pertempuran di seluruh tanahair.

Sebagai produk kultur politik dan kultur moral Orde Baru kerusakan dan pembusukan melanda di seluruh lini, baik di bidang eksekutif, legislatif dan judikatif, termasuk di kalangan agama. Banyak tokoh-tokoh politik, pemuka masyarakat dan pejabat yang benar-benar sudah menjadi penjahat dan pengkhianat rakyat. Banyak di antara mereka sudah tidak peduli lagi terhadap kepentingan publik. Mereka menghalalkan segala cara untuk mencuri milik negara dan rakyat. Mereka tidak segan-segan menggunakan dalil-dalil dan kedok agama untuk menimbulkan perpecahan, dan menyebar benih-benih kerusuhan.


TUGAS ANGKATAN MUDA

Mengingat situasi yang begini buruk dewasa ini (ingat : dampak peristiwa bom di Bali, hubungan internasional yang memburuk, investasi yang menurun, utang yang makin menggunung, pengangguran yang makin membengkak, pelecehan terus-menerus terhadap hukum dan HAM, korupsi yang tetap merajalela) , adalah kewajiban moral angkatan muda dari berbagai golongan, keturunan, suku, agama, dan aliran politik untuk menjadikan jiwa Hari Pahlawan.sebagai senjata guna berjuang melawan pembusukan besar-besaran ini. Sebab, kelihatannya, kita sudah tidak bisa menaruh harapan lagi kepada berbagai angkatan yang telah ikut mendirikan Orde Baru, dan juga yang merupakan produk (didikan) kultur buruk ini.

Jiwa yang sudah pernah dimanifestasikan oleh angkatan muda secara gemilang dalam tahun 1998 dalam menumbangkan kekuasaan Suharto, perlu dipupuk dan dikobarkan terus, dalam bentuk-bentuk baru, sesuai dengan perkembangan situasi. Dalam perlawanan terhadap Orde Baru telah jatuh korban-korban. Mereka adalah bagian dari sederetan panjang pahlawan, yang kebanyakan tidak dikenal. Karena telah mengorbankan diri untuk melawan sistem politik dan kediktatoran yang telah membikin banyak kerusakan parah terhadap bangsa dan negara selama puluhan tahun, maka sudah sepatutnyalah bahwa mereka kita pandang sebagai pahlawan pendobrak Orde Baru.

Hari Pahlawan harus sama-sama kita kembalikan kepada peran (dan pesannya) yang semestinya. Ini adalah tugas utama bangsa kita, termasuk dari kalangan pendidikan dan sejarawan. Angkatan muda harus dididik untuk menghayati benar-benar semangat pengabdian kepada rakyat dan pengorbanan diri demi kepentingan nusa dan bangsa. Kalangan sejarawan (dan pendidikan) perlu sekali meninjau kembali buku-buku sejarah dalam sekolah-sekolah, sehingga generasi muda kita mengenal sejarah bangsa secara benar (ingat : pemalsuan yang memblingerkan : serangan 1 Maret dan pendudukan 6 jam di Jogya oleh Suharto dan pemalsuan-pemalsuan sejarah lainnya).

Bangsa yang besar menghargai para pahlawannya. Bangsa Indonesia pernah dipandang besar oleh bangsa lain di dunia, terutama oleh rakyat-rakyat di Asia, Afrika dan Amerika Latin, berkat perjuangannya melawan kolonialisme dan imperialisme ( mohon dicatat antara lain : revolusi 45, Konferensi Bandung, Konferensi Pengarang Asia-Afrika, Konferensi Wartawan Asia-Afrika, Ganefo, Konferensi Internasional Anti Pangkalan Militer Aaing).

Sekarang ini, negeri kita Indonesia sedang terpuruk citranya di dunia. Sekali lagi, bukan negeri yang macam beginilah yang dicita-citakan oleh ratusan ribu (bahkan mungkin jutaan) pahlawan kita, yang dalam barisan panjang dan berliku-liku telah berbondong-bondong bersedia mengorbankan diri, demi kita semua dan demi anak-cucu kita.

Dengan tekad bersama untuk menjunjung tinggi-tinggi semangat revolusioner dalam mengabdi kepada kepentingan rakyat, marilah kita sambut peringatan Hari Pahlawan !!!!! ,.............. SELAMAT HARI PAHLAWAN'

Penduduk Brebes

Selasa, 08 November 2011

| | | 0 komentar
Penduduk Brebes Terus Bertambah

BREBES – Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Brebes selama tiga bulan melakukan pendataan keluarga. Kegiatan yang dimulai 1 Juli hingga 31 Sepember itu pun sudah diketahui hasilnya.

Kasubid Advokasi dan KIE BKBPP Kabupaten Brebes Drs Kukuh Prasetyo, yang mengelola pelaksanaan pendataan keluarga mengatakan, pendataan keluarga tersebut menghasilkan tiga macam data. Yaitu data demografi, data kesertaan ber-KB, dan data tahapan keluarga. Pendataan tersebut mencakup 297 desa, 1.620 RW, 8.356 RT, 420.785 rumah tangga dan 524.152 KK.

Berdasar hasil pendataan keluarga tersebut, menurut Kukuh, jumlah penduduk Kabupaten Brebes sebanyak 1.902.547 jiwa, yang terdiri dari 953.640 laki-laki dan 948.907 perempuan. “Ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Brebes terus bertambah,” katanya kepada Radar.

Sementara jika dibagi per kelompok umur terdiri dari bayi (0-1 tahun) sebanyak 29.430 jiwa, balita 1-5 tahun sebanyak 105.733 jiwa, anak 5-6 tahun sebanyak 70.432 jiwa, anak 7-15 tahun yang bersekolah sebanyak 312.251 jiwa dan Anak 7- 15 tahun yang tidak bersekolah sebanyak 38.990 jiwa. Kemudian anak usia 16-21 tahun sebanyak 241.043 jiwa dan usia 22-59 tahun sebanyak 973.961 jiwa serta usia 60 tahun keatas sebanyak 130.707 jiwa.

“Dari pendataan keluarga tersebut, juga dapat diketahui jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 367.174 PUS. Dan dari PUS yang ada yang menjadi peserta KB sebanyak 277.529 atau 75,58 persen. Dari peserta KB tersebut, yang dilayani pemerintah sebanyak 135.824 dan sebanyak 141.705 mengikuti KB Mandiri atau pelayanan swasta,” papar Kukuh.

Dari pendataan keluarga tersebut, juga dapat diketahui tahapan keluarga, yang terdiri dari jumlah keluarga pra sejahtera sebanyak 151.124 KK, keluarga sejahera I sebanyak 122.789 KK, keluarga sejahtera II sebanyak 142.188 KK, keluarga sejahtera III sebanyak 88.556 KK dan keluarga sejahtera III plus sebanyak 19.495 KK dari jumlah KK yang ada sebanyak 524.152 KK.

“Kalau kita lihat jumlah keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I atau jumlah keluarga miskin sebanyak 273.913 KK atau 52,25 persen dari jumlah KK yang ada. Dan dari keluarga miskin tersebut dapat diketahui jumlah jiwa , yaitu sebanyak 989.566 jiwa atau 52,01 persen dari jumlah jiwa yang ada , yang terdiri dari 491.015 laki-laki dan 498.551 perempuan,” tambahnya.

Dikatakan Kukuh, upaya–upaya yang telah dilakukan dengan bertambahnya jumlah penduduk Kabupaten Brebes yaitu terus mempromosikan atau mengajak masyarakat untuk ber-KB. Khususnya melalui KIE dan pemutaran film KB di desa-desa di wilayah Kabupaten Brebes. (smileardi)



Gotong Royong Warga

| | | 0 komentar
Sifat Gotong Royong Warga Kebandungan


Sifat kegotongroyongan masyarakat desa hingga saat ini masih tetap tinggi. Ini terbukti dari kegiatan warga Desa Kebandungan, Kecamatan Bantarkawung. Mereka bersama-sama kerja bakti membangun jalan alternatif. Langkah itu dilakukan karena warga tak kuat dengan kondisi daerahnya yang terancam terisolasi.

Pembangunan jalan tersebut dengan mengepras bukit Cipendil yang berada di ruas jalan Cikamuning-Kebandungan yang longsor dan belum juga mendapat penanganan dari Pemkab. Sebelumnya ruas jalan tersebut sempat terputus akibat amblas sepanjang 50 meter dengan kedalaman lebih dari 50 centimeter pada bulan Februari lalu. Amblasnya jalur transportasi yang biasa digunakan untuk mendistribusikan hasil pertanian itu juga akibat tergerus aliran sungai Pemali, yang berada tepat di sampingnya.

"Warga sudah berupaya secara swadaya melakukan pengarugan sebagai penanganan darurat. Namun hasilnya belum bisa dikatakan maksimal, jalan kembali amblas," ungkap Ahmadi (34), warga setempat.

Kerusakan sarana infrastuktur tersebut, diakui sangat berdampak pada tingkat ekonomi warga di wilayah Kebandungan. Di mana warga yang menjadikan pertanian jagung sebagai andalan ekonomi, mengalami kerugian akibat kesulitan dalam pendistribusian hasil panen.

"Kami kesulitan mendistribusikan hasil panen, bahkan tidak ada pembeli yang mau datang ke wilayah kami karena jalan yang rusak. Sehingga petani terpaksa menjual hasil panen dengan harga jauh di bawah harga yang berlaku saat itu," kata Durohman (45) salah seorang petani jagung.


Dikatakan, jika dalam kondisi normal para petani bisa menjual hasil panen jagung dengan harga Rp 3.000/kilogram, namun akibat kerusakan tersebut petani hanya bisa menjual Rp 2.100/kilogram. "Kerugian akibat biaya pengangkutan yang membengkak," tutur Durohman.

Kepala Desa Kebandungan Sutarto MPd mengatakan, upaya yang dilakukan warga yakni dengan mengepras bukit Cipendil sepanjang 200 meter dengan lebar 4 meter untuk dijadikan jalan alternatif.

"Ratusan warga secara gotongroyong melaksanakan pengeprasan. Harapannya, jalan alternatif tersebut nantinya bisa sedikit memulihkan terkendalanya jalan utama yang rusak akibat bencana alam," kata Sutarto.

Namun demikian, pihaknya tetap berharap Pemkab juga turun tangan mengatasi masalah tersebut. Paling tidak segera memperbaiki kerusakan jalan yang terjadi akibat bencana alam tersebut. (smileardi)

BANTARKAWUNG

| | | 0 komentar
15 Tahun Tak Tersentuh Perbaikan


BANTARKAWUNG - Jalan kabupaten sepanjang lima kilometer yang menghubungkan Desa Karangpari dengan Bantarkawung kondisinya memprihatinkan. Kondisi jalan tersebut saat ini rusak parah. Bahkan berdasarkan informasi, jalan itu tak mendapat perbaikan sejak 15 tahun lalu.

Kondisi jalan di kawasan berbukit tersebut hanya tinggal menyisakan batu di sejumlah titik. Hal itu, selain membahayakan pengguna jalan, juga sangat menghambat aktivitas masyarakat. "Selain berlubang dan juga aspal yangg terkelupas, beberapa lokasi juga amblas akibat bencana alam," kata Dahudi (44), warga setempat.

Dikatakan, sebenarnya jalan tersebut sangat potensial sebagai jalur ekonomi warga. Bukan saja yang berasal dari Desa Karangpari, namun juga bagi warga yang tinggal di beberapa desa yang masuk wilayah Cilacap.

"Karena jalan tersebut juga merupakan jalan tembus yang menuju Kabupaten Cilacap, dan Desa Karangpari sebagai salah satu desa yang berbatasan langsung. Jika pada hari-hari tertentu, banyak warga yang berasal dari wilayah Cilacap menggunaan jalan ini," paparnya.

Menurutnya, warga Cilacap itu menuju Kecamatan Bumiayu untuk berjualan maupun berbelanja. Namun dengan kerusakan yang terjadi saat ini, menjadi kendala tersendiri. Kepala Desa Karangpari Joni Hermawan SIP membenarkan kondisi yang terjadi di ruas jalan tersebut.

"Kami kerap menerima keluhan dari masyarakat terkait kondisi kerusakan jalan, terlebih dengan kondisi hujan yang mulai mengguyur wilayah Karangpari sehingga kondisi jalan semakin membahayakan dilalui warga," kata Joni.

Dikatakan, selama ini upaya yang telah dilakukan bersama warga adalah melalui kerja bakti menimbun jalan yang berlubang. "Namun upaya itu tidak bisa berjalan maksimal, sebab jalan kembali rusak. Karena itu, kami berharap Pemkab untuk turun tangan, setidaknya dengan menjadikan kerusakan jalan di wilayah kami sebagai prioritas perbaikan," ungkap Joni. (smileardi)

Idul Adha

Minggu, 06 November 2011

| | | 0 komentar
Selamat Hari Raya Idul Adha 1432 H
Brebes'ku Tercinta



Idul Adha (di Republik Indonesia, Hari Raya Haji, bahasa Arab: عيد الأضحى) adalah sebuah hari raya Islam. Pada hari ini diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika nabi Ibrahim (Abraham), yang bersedia untuk mengorbankan putranya Ismail untuk Allah, akan mengorbankan putranya Ismail, kemudian digantikan oleh-Nya dengan domba.

Pada hari raya ini, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan salat Ied bersama-sama di tanah lapang, seperti ketika merayakan Idul Fitri. Setelah salat, dilakukan penyembelihan hewan kurban, untuk memperingati perintah Allah kepada Nabi Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya.

Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dzulhijjah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah perayaan Idul Fitri. Hari ini juga beserta hari-hari Tasyrik diharamkan puasa bagi umat Islam.

Pusat perayaan Idul Adha adalah sebuah desa kecil di Arab Saudi yang bernama Mina, dekat Mekkah. Di sini ada tiga tiang batu yang melambangkan Iblis dan harus dilempari batu oleh umat Muslim yang sedang naik Haji.

Hari Idul Adha adalah puncaknya ibadah Haji yang dilaksanakan umat Muslim.


Penetapan Idul Adha


Bahwa bila umat Islam meyakini, bahwa pilar dan inti dari ibadah Haji adalah wukuf di Arafah, sementara Hari Arafah itu sendiri adalah hari ketika jamaah haji di tanah suci sedang melakukan wukuf di Arafah, sebagaimana sabda Nabi saw.:

«اَلْحَجُّ عَرَفَةُ»

Ibadah haji adalah (wukuf) di Arafah. (HR at-Tirmidzi, Ibn. Majah, al-Baihaqi, ad-Daruquthni, Ahmad, dan al-Hakim. Al-Hakim berkomentar, “Hadits ini sahih, sekalipun beliau berdua [Bukhari-Muslim] tidak mengeluarkannya”).

Dalam hadits yang dituturkan oleh Husain bin al-Harits al-Jadali berkata, bahwa amir Makkah pernah menyampaikan khutbah, kemudian berkata:

«عَهِدَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللهِ e أَنْ نَنْسُكَ لِلرُّؤْيَةِ فَإِنْ لَمْ نَرَهُ وَشَهِدَ شَاهِدَا عَدْلٍ نَسَكْنَا بِشَهَادَتِهِمَا»

Rasulullah saw. telah berpesan kepada kami agar kami menunaikan ibadah haji berdasarkan ru’yat (hilal Dzulhijjah). Jika kami tidak bisa menyaksikannya, kemudian ada dua saksi adil (yang menyaksikannya), maka kami harus mengerjakan manasik berdasarkan kesaksian mereka. (HR Abu Dawud, al-Baihaqi dan ad-Daruquthni. Ad-Daruquthni berkomentar, “Hadits ini isnadnya bersambung, dan sahih.”).

Hadits ini menjelaskan: Pertama, bahwa pelaksanaan ibadah haji harus didasarkan kepada hasil ru’yat hilal 1 Dzulhijjah, sehingga kapan wukuf dan Idul Adhanya bisa ditetapkan. Kedua, pesan Nabi kepada amir Makkah, sebagai penguasa wilayah, tempat di mana perhelatan haji dilaksanakan, untuk melakukan ru’yat; jika tidak berhasil, maka ru’yat orang lain, yang menyatakan kesaksiannya kepada amir Makkah.

Ruang Bebas Merokok

Sabtu, 05 November 2011

| | | 0 komentar


Ruang Bebas Merokok Tidak Berfungsi

BREBES - Keberadaan ruang merokok yang ada di lingkungan Kantor Sekretariat Daerah Brebes saat ini sudah tidak berfungsi. Beberapa fasilitas yang ada di ruang tersebut keberadaanya sudah tidak bisa dimanfaatkan. Seperti halnya Air Conditioner (AC) yang sengaja di pasang saat ini sudah tidak bisa digunakan. Akibatnya banyak karyawan dan pegawai di lingkungan kantor tersebut enggan memanfaatkan ruangan tersebut.

Kondisinya yang panas dan pengap, membuat sebagian karyawan yang hendak menghisap rokok lebih memilih ke kantin yang ada di belakang kantor setempat. Beberapa informasi menyebutkan, tidak bisa digunakannya pendingin di ruang tersebut lantaran remot control AC hilang dicuri. Meski demikian, Bagian Umum Setda Kabupaten Brebes akan mengupayakan ruangan tersebut agar bisa dimanfaatkan kembali.

Agus (45), warga Kersana yang datang ke Kantor Bupati Jumat (4/11) kemarin menyayangkan dengan tidak berfungsinya ruang bebas merokok tersebut. Ruangan yang dibangun sejak dua tahun yang lalu tersebut awalnya kondisinya cukup baik. Apalagi tersendia pula AC dan blower untuk memberikan kenyamanan bagi mereka yang hendak merokok di ruangan tersebut.

Namun demikian, seiring berjalannya waktu, ruangan tersebut saat ini sudah tidak lagi rawat dengan baik. Akibatnya, banyak mereka yang enggan untuk memanfaatkan ruangan tersebut. "Kondisinya yang padas dan pengab membuat saya enggan untuk duduk di ruang tersebut. Ditambah kondisi AC yang sudah tidak berfungsi," tegasnya.

Untuk itu, dirinya meminta kepada Bagian Umum Setda Brebes untuk bisa secepatnya melakukan perbaikan. Semerntara itu, Kasubag Perlengkapan Bagian Umum Setda Brebes Aria Candra kepada Radar menuturkan, atas kerusakan AC di ruang bebas merokok tersebut, akan secepatnya diperbaiki. Hal tersebut dilakukan agar ruangan tersebut bisa kembali dimanfaatkan. "Saya sudah melaporkan hal tersebut ke Kabag Umum agar secepatnya dilakukan perbaikan," ujarnya. (smileardi)




Hari Raya Idul Adha

Rabu, 02 November 2011

| | | 0 komentar
Hewan Kurban Harus Penuhi Asuh

BREBES - Mendekati Hari Raya Idul Adha pada 6 Oktober mendatang, masyarakat umum dan panitia kurban di wilayah Brebes diminta untuk memastikan bahwa hewan kurban yang disembelih aman dan halal. Karenanya, panitia kurban diminta benar-benar jeli serta memahami gejala penyakit hewan kurban.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Brebes Jhoni Murahman, Selasa (1/11) mengatakan warga dan panitia kurban diharapkan untuk tetap hati-hati dalam mengorbankan hewan yang akan dikurbankan. Sehingga diharapkan hewan yang akan dikurbankan memenuhi unsur aman, sehat, utuh, dan halal (asuh).

''Pengertian kata aman yakni hewan kurban itu tidak mengandung bahan-bahan yang tidak membahayakan. Sehat artinya hewan kurban itu tidak mengandung micro organisme atau kuman penyakit yang dapat menular ke manusia (zoonosis). Utuh artinya tidak dicampur dengan daging lainnya. Dan yang terakhir halal yakni dalam cara penyembeliahannya harus memenuhi syarat diantaranya ada tiga urat yang harus terpotong, yakni urat kerongkongan, tenggorokan, dan pembuluh darah atau venajugularis yang ada di kanan kiri leher hewan ternak itu. Tak terkecuali dengan saat pemotongan harus menghadap ke kiblat dan terpenting harus membaca doa ataupun sesuai dengan agama Islam," paparnya.


Tak hanya itu, setelah dipotong bagian limpa disayat dan apabila mengeluarkan cairan seperti kecap maka seluruh hewan tersebut tidak boleh dimakan. Karena itu merupakan ciri hewan yang terkena penyakit antrak. Sedangkan agar masyarakat bisa membeli hewan kurban dengan sehat, maka dalam proses pembeliannya juga harus yang bersertifikasi. Karena sudah ada jaminan dalam kesehatan hewan tersebut.

"Himbauan ini sudah kita sampaikan kepada semua panitia penyembelihan hewan kurban dan ormas agar bisa menjaga bersama bahwa daging kurban halal dan sehat,”katanya.

Untuk itu, lanjut Jhoni, demi terpenuhinya syarat tersebut, masyarakat diminta untuk benar-benar memperhatikan secara seksama saat membeli hewan yang hendak dijadikan kurban. Termasuk para petugas Dinas Peternakan di kecamatan, agar melakukan pemeriksaan kesehatan ternak, untuk konsumsi lokal, maupun yang hendak dikirim ke luar daerah.

“Pemeriksaan yang harus dilakukan meliputi antemortem, sebelum ternak dipotong dan postmortem, setelah ternak dipotong. Petugas tersebut juga diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit-penyakit hewan yang bersifat zoonosis seperti anthrax, brucellosis, rabies, dan TBC,” katanya.


Apabila terdapat kasus-kasus yang mencurigakan, lanjutnya, para petugas diminta untuk segera melaporkan kepada Dinas Peternakan Brebes. Dengan pemeriksaan antemortem, diharapkan ada antisipasi terhadap kelainan-kelainan pada hewan, terutama apabila dinilai tidak layak untuk dipotong. “Kerjasama semua elemen sangat dibutuhkan dalam menjaga hewan yang disembelih hewan sehat dan halal,” pungkasnya. (smileardi).